Mencegah kelalaian 10 malam
terakhir ramadhan
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur senantiasa kita panjatkan, kita ucapkan dari lisasn kita kepada
Allah Azza Wajala yang telah
memberikan kepada kita nikmat yang begitu banyak, yang begitu besar salah satu
nikmat-Nya ialah nikmat waktu luang dan kesempatan sehingga kita masih
diberikan Allah waktu untuk menuntut ilmu dan yang paling penting dari nikmat-Nya
ialah nikmat Iman dan Islam yang masih kita pegang Insyaallah sampai hari pembalasan kelak. Sholawat dan salam
senantiasa kita ucapkan kepada junjungan kita suri tauladan kita, contoh kita,
panutan kita Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa perjuangan agama Islam ini
samapai hari kiamat. Marilah kita bersholawat kepada keluarga, sahabat dan
pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Alhamdulillah
saudaraku waktu begitu cepat tak teras ramadhan sebentar lagi meninggalkan
kita amat begitu pilu dan sedih mendengar kabar ini. Belum terasa manisnya
ibadah, belum terasa manisnya iman, belum terasa merengeknya kita dalam berdoa
kepada Allah. Belum terasa itu semua, kita sudah hampir dipenghujung Ramadhan
bulan yang paling mulia. Memasuki akhir Ramadhan tentu ada beberapa persiapan
bagi orang yang beriman yang akan beribadah kepada Allah. akan tetapi banyak
diantara kita masih tidak sadar dan lalai akan berita ini padahal Keutamaan 10 hari terakhir bulan Ramadhan telah banyak dijelaskan dalam berbagai
hadits Rasulullah SAW. Sebagai seorang muslim yang taat 10 malam terakhir bulan ramadhan tentu menjadi
malam yang sangat berarti karena didalam nya terdapat berbagai macam kemuliaan dan
dimalam itu juga Allah Subhanahuwataala turun kan malam yang lebih baik dari 1.000
bulan yaitu malam lailatul qadr. Sudah seharusnya kita sebagai seorang muslim
menunggu malam kemuliaan ini yang sangat luar biasa mulianya dan kita juga
dianjurkan memperbanyak ibadah di 10 malam terakhir bulan ramadhan. Saudaraku
sekalian patut kita perhitungkan kemuliaan yang ada dimalam lailatul qadr, jangan
hanya kita sibuk mempersiapkan hal yang berhubungan dengan duniawi saja
sehingga kita lupa akan malam yang sangat mulia. Namun, masih banyak dari kita
yang begitu melalaikan momentum 10 malam terakhir ini padahal sangat dianjurkan
bagi setiap muslim dan kita juga harus mempertebal ibadah kita dihadapan Allah
Subhanahuwataala. Nabi Muhammad SAW sendiri apabila telah
masuk 10 hari terakhir Ramadhan beliau mengencangkan ikatan sarung, beri'tikaf
dan tidak menggauli istri-istrinya. Saya akan mengutip redaksi dari Syeikh Prof Dr Umar Al-Muqbil Hafizhahullah.
Berikut lima pesan Syeikh Prof Dr Umar
Al-Muqbil (hafizhahullah) dalam menghidupkan 10 malam terakhir Ramadhan seperti dikutip dari
telegramnya https://t.me/dr_omar_almuqbil:
1. Tolak adanya keterlibatan daya dan upaya dari dirimu
Demi Allah. Hamba
sekali-kali tidak akan mampu bertasbih, ruku’ dan membaca satu ayat al-Quran
kecuali dengan adanya pertolongan Allah! Renungkan ayat ini yang senantiasa
engkau baca disetiap raka’at, “IyyaKa na’budu
wa IyyaaKa nasta’in” artinya : Hanya Engkaulah yang kamu sembah, dan hanya
kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. (Alfatihah. 5). Perbanyaklah mengucapkan
dzikir: “Laa haula wa laa quwata illa billah” Artinya : “Tidak ada daya
untuk menghindarkan diri dari maksiat selain dengan perlindungan dari Allah. Tidak
ada kekuatan untuk melaksanakan ketaatan selain dengan pertolongan Allah.” Semua
semata-mata dari Allah. Jika dirimu berserah sepenuhnya pada daya dan upaya
sendiri, sungguh engkau diserahkan pada sosok yang kerdil dan lemah. Perbanyaklah
permohonan kepada-Nya agar Dia menolongmu untuk menjalani sisa waktu yang ada
karena hal ini merupakan sebab terbesar untukl mengundang pertolongan dan
taufik dari Allah ta’ala.
2. Lakukanlah amalan seolah-olah engkau tidak akan menjumpai lagi sepuluh
malam terakhir Ramadhan kecuali pada tahun ini! Jika nafasmu mengajak malas,
maka ingatkan dia bahwa beramal selama satu jam dimalam kemuliaan Lailatul Qadr
lebih baik dari pada beramal 3.000 hari atau lebih dari 80 tahun dan beramal
selama satu menit disaat itu lebih baik dari pada beramal selama 50 hari. Sungguh
merugi mereka yang tidak mampu memperoleh keutamaan tersdebut!
3. Jauhi majelis yang dipenuhi senda-gurau dan kelalaian.
Berusahalah
agar mayoritas waktu dipenuhi dengan khulwah (bersendirian) dengan Allah, entah
engkau melakukannya dimasjid atau dirumah. Setiap orang lebih menghetahui
kondisi dirinya. Jika dia mampu ber’itikaf dimasjid, maka hal iti baik. Namun,
bagi yan belum mampu, janganlah melewatkan kesempatan untuk meneyndiri
beribadah kepada Rabb-Nya meski dilakukan dirumah.
4. Variasikan ibadahmu
Apakah dengan
membaca al-Quran, shalat, berdoa, berdzikir mutlak, atau merenungkan berbagai
nikmat Allah yang diberikan kepadamu. Variasi ibadah ini salah satu tips yang
ampuh untuk menghilangkan rasa bosan dan malas.
5. Apabila Allah membantu untuk melakukan suatu ibadah, waspadalah jangan
sampai engkau ujub.
Berbangga dengan
ibadah. Sungguh hal itu bisa menggugurkan pahala ibadahmu. Ingatlah bahwa
dipermukaan bumi ini pasti ada hamba-hamba Allah yang lain, lebih bersemangat
dan bertakwa dari engkau. Patokannya adalah bagaimana amal dapat diterima,
bukan sekadar memperbanyak amal.
Saudaraku dalam melaksanakan
ibadah kepada Allah tentu ada sedikit paksaan, apabila kita hanya berdiam diri
maka ibadah yang sudah ditetapkan oleh Allah dan Rassul-Nya sulit untuk kita
kerjakan. Motivasi diri juga sangat penting terutama dalam hal melaksanakan
ibadah kepada-Nya.Marilah senantiasa kita meningkatkan kualitas ibadah kita di
10 malam terakhir bulan Ramadhan ini manfaatkan waktu yang terisisa sehingga
amalan yang bernilai tinggi mampu ditaklukkan dan dijalankan sebaimana mestinya
dan jadikan didalam benak bahwa ini merupakan Ramadhan terakhir yang kita
jalankaan.
Fastabiqul Khairat
Wassalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh